Salah satu ciri fisik seorang wanita salehah adalah suka berpakaian sopan, dan
selalu mengenakan busana yang tertib menutupi aurat. Banyak kaum hawa yang
tampak berpakaian tapi pada hakikatnya mereka sama saja dengan "telanjang"-
busana mereka sengaja dibuat hanya menutupi bagian-bagian tertentu saja. Kendati
kain busana dirancang menutupi sekujur tubuh, namun lekuk molek dan bentuk
tubuhnya masih tetap tampak jelas dimata yang memandang. "Buat apa pake
kerudung, kalau masih tetap ingin tampil seksi di depan umum."timpal suami
penulis yang kebetulan bekerja di perusahaan milik Aa Gym, dan mengaku jarang
"menikmati" pemandangan yang penulis utarakan.
101 KISAH
Rabu, 05 Desember 2012
Merit dulu,pacaran kemudian
Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian berkesanggupan (sudah mampu)
maka hendaklah menikah. Karena sesungguhnya ia (menikah) dapat memejamkan mata
dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa belum mampu, maka berpuasalah. Maka
sesungguhnya puasa itu benteng baginya. [HR Bukhari dan Muslim]
Seorang kakak kelas saya waktu sekolah dulu, punya pacar yang kalo dari segi fisik cukup bagus. Mereka pasangan yang serasi banget. Ibarat panci dengan tutupnya. Klop. Maklum, yang cowok selain pandai di bidang akademik, ia juga terampil berorganisasi dan yang wanitanya cerdas. Dua sejoli ini setahu saya, cukup akrab dan akur. Sampe-sampe banyak teman yang meramalkan bahwa pasangan ini bakalan terus langgeng sampe ke pelaminan.
Ternyata, ramalan tinggal ramalan, mereka berpisah alias putus ketika sama-sama lulus sekolah dan masing-masing menikah dengan pasangan lain. Yah, kita emang nggak bisa meramal. Dukun sekali pun nggak bisa meramal, mereka cuma nebak. Buktinya, waktu zamannya judi nomer buntut (atau sekarang togel), banyak orang sampe bertanya ke dukun. Hmm... kalo dukun tersebut tahu nomor buntut, pasti bakalan masang sendiri, nggak bakal ngasih tahu. Tul nggak? Eh, kok jadi ngomongin dukun sih? Hehehe... iya saya cuma ingin membuat alur logika aja. Bahwa kita nggak bisa memprediksi. Intinya begitu. Jadi kalo pun sekarang semangat pacaran dengan tujuan ingin menikahinya, itu pun tetap masih gelap. Nah, pelajaran yang bisa diambil adalah kita harus pandai memilih jalur dan tentunya kudu akur bin klop dengan panduan hidup kita, yakni ajaran Islam. Setuju kan?
Seorang kakak kelas saya waktu sekolah dulu, punya pacar yang kalo dari segi fisik cukup bagus. Mereka pasangan yang serasi banget. Ibarat panci dengan tutupnya. Klop. Maklum, yang cowok selain pandai di bidang akademik, ia juga terampil berorganisasi dan yang wanitanya cerdas. Dua sejoli ini setahu saya, cukup akrab dan akur. Sampe-sampe banyak teman yang meramalkan bahwa pasangan ini bakalan terus langgeng sampe ke pelaminan.
Ternyata, ramalan tinggal ramalan, mereka berpisah alias putus ketika sama-sama lulus sekolah dan masing-masing menikah dengan pasangan lain. Yah, kita emang nggak bisa meramal. Dukun sekali pun nggak bisa meramal, mereka cuma nebak. Buktinya, waktu zamannya judi nomer buntut (atau sekarang togel), banyak orang sampe bertanya ke dukun. Hmm... kalo dukun tersebut tahu nomor buntut, pasti bakalan masang sendiri, nggak bakal ngasih tahu. Tul nggak? Eh, kok jadi ngomongin dukun sih? Hehehe... iya saya cuma ingin membuat alur logika aja. Bahwa kita nggak bisa memprediksi. Intinya begitu. Jadi kalo pun sekarang semangat pacaran dengan tujuan ingin menikahinya, itu pun tetap masih gelap. Nah, pelajaran yang bisa diambil adalah kita harus pandai memilih jalur dan tentunya kudu akur bin klop dengan panduan hidup kita, yakni ajaran Islam. Setuju kan?
Berfikir positif
Berbaik sangka (khusnudzan) dan berpikir positif hendaknya melekat pada
diri kita. Mengapa? Karena bisa jadi orang lain tidaklah seburuk yang kita kira.
Kita hanya melihat apa yang tampak, tapi tidak tahu niat baik apa yang ada di
hatinya. Dengan berbaik sangka dan berpikir positif dapat mengubah suatu
keburukan menjadi kebaikan.
Ketika menghadapi penentangan lantaran risalah Islam yang dibawanya, Rasulullah SAW bukannya melontarkan doa kutukan. Beliau justru memohonkan maaf dan harapan kepada yang telah menyakitinya agar diberi petunjuk Allah SWT. Pilihan beliau ternyata tidak salah.
Tak lama setelah peristiwa itu, mereka yang pernah menyakiti beliau memeluk Islam dan menjadi sahabat yang paling setia. ''Tanggapilah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dengan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat akrab.'' (QS Al-Fushilat: 34).
Berbaik sangka dan berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan hidup kita. Hati yang bersih adalah yang tidak menyimpan kebencian. Hati yang tenteram adalah yang tidak memendam syakwasangka dan apriori terhadap orang lain. Dan hati yang berseri-seri ialah yang selalu berpikir positif bagi dirinya maupun orang lain.
Sementara kebencian, berburuk sangka, dan berpikir negatif hanya akan meracuni hati kita. Umpatan seorang Yahudi yang mendatangi Rasulullah SAW tak membuatnya berpikir balas dendam, meski beliau bisa melakukannya.
Ada ungkapan yang sangat menggugah dari seorang sufi, ''Yang paling penting adalah bagaimana kita selalu baik kepada semua orang. Kalau kemudian ada orang yang tidak baik kepada kita, itu bukan urusan kita, tapi urusan orang itu dengan Allah SWT.''
Berpikir positif pun bisa membuat hidup kita lebih legowo, karena Allah SWT seringkali menyiapkan rencana yang mengejutkan bagi hamba-Nya. Suatu saat, Umar bin Khathab tengah dirundung kegalauan yang menyesakkan.
Putrinya, Hafshah, baru saja menjanda. Umar datang menemui Abu Bakar dan menawarinya menikahi Hafshah. Ternyata Abu Bakar menolak. Umar pun menawari Utsman bin Affan untuk menikahi Hafshah. Namun, Utsman pun menolaknya.
Dalam kegalauan itu, Umar mengadu kepada Rasulullah SAW tentang sikap kedua sahabatnya itu. Rasulullah SAW menuntun Umar agar selalu berpikir positif, sehingga bisa menjalani hidup dengan legowo.
Rasulullah SAW bahkan berdoa, ''Semoga Allah akan menentukan pasangan bagi Hafshah, yang jauh lebih baik dari Utsman serta menentukan pasangan bagi Utsman, yang jauh lebih baik dari Hafshah.'' Ternyata, tak lama setelah itu, Rasulllah SAW menikahkan Utsman dengan putri beliau sendiri. Dan setelah itu, beliau pun menikahi Hafshah
Ketika menghadapi penentangan lantaran risalah Islam yang dibawanya, Rasulullah SAW bukannya melontarkan doa kutukan. Beliau justru memohonkan maaf dan harapan kepada yang telah menyakitinya agar diberi petunjuk Allah SWT. Pilihan beliau ternyata tidak salah.
Tak lama setelah peristiwa itu, mereka yang pernah menyakiti beliau memeluk Islam dan menjadi sahabat yang paling setia. ''Tanggapilah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dengan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat akrab.'' (QS Al-Fushilat: 34).
Berbaik sangka dan berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan hidup kita. Hati yang bersih adalah yang tidak menyimpan kebencian. Hati yang tenteram adalah yang tidak memendam syakwasangka dan apriori terhadap orang lain. Dan hati yang berseri-seri ialah yang selalu berpikir positif bagi dirinya maupun orang lain.
Sementara kebencian, berburuk sangka, dan berpikir negatif hanya akan meracuni hati kita. Umpatan seorang Yahudi yang mendatangi Rasulullah SAW tak membuatnya berpikir balas dendam, meski beliau bisa melakukannya.
Ada ungkapan yang sangat menggugah dari seorang sufi, ''Yang paling penting adalah bagaimana kita selalu baik kepada semua orang. Kalau kemudian ada orang yang tidak baik kepada kita, itu bukan urusan kita, tapi urusan orang itu dengan Allah SWT.''
Berpikir positif pun bisa membuat hidup kita lebih legowo, karena Allah SWT seringkali menyiapkan rencana yang mengejutkan bagi hamba-Nya. Suatu saat, Umar bin Khathab tengah dirundung kegalauan yang menyesakkan.
Putrinya, Hafshah, baru saja menjanda. Umar datang menemui Abu Bakar dan menawarinya menikahi Hafshah. Ternyata Abu Bakar menolak. Umar pun menawari Utsman bin Affan untuk menikahi Hafshah. Namun, Utsman pun menolaknya.
Dalam kegalauan itu, Umar mengadu kepada Rasulullah SAW tentang sikap kedua sahabatnya itu. Rasulullah SAW menuntun Umar agar selalu berpikir positif, sehingga bisa menjalani hidup dengan legowo.
Rasulullah SAW bahkan berdoa, ''Semoga Allah akan menentukan pasangan bagi Hafshah, yang jauh lebih baik dari Utsman serta menentukan pasangan bagi Utsman, yang jauh lebih baik dari Hafshah.'' Ternyata, tak lama setelah itu, Rasulllah SAW menikahkan Utsman dengan putri beliau sendiri. Dan setelah itu, beliau pun menikahi Hafshah
Senin, 03 Desember 2012
Masa-masa Di Sekolah
Kisah kasih di sekolah tidak akan pernah bisa
terlupakan,sermuanya akan selalu kita kenang.Banyak cerita yang kita torehkan
dalam masa-masa itu.Dan semua itu terlalu indah untuk kita kenang,bercanda
tertawa bahagia selalu melengkapi dalam suasana belajar mengajar.Tiada masa
paling indah kecuali masa-masa di sekolah.Semoga persahabatan akan selalu
terjaga seperti waktu itu.
Langganan:
Postingan (Atom)